(Update !!!) Daftar Peserta Didik Penerima Bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) Tahun 2025

Nama-nama berikut apabila sudah memiliki buku tabungan silahkan langsung dapat mencairkan ke Bank BRI terdekat dengan membawa* : KTP orang tua (siapkan fotocopy nya) Kartu Keluarga (siapkan fotocopy nya) Kartu Identitas Anak (jika sudah punya, jika belum segera mengurus pembuatan KIA. Siapkan fotocopy nya) Akte Lahir Anak (siapkan fotocopy nya) Rapor terakhir (siapkan fotocopy nya) Anaknya ikut dibawa saat pencairan ke Bank *) Syarat diatas bisa berbeda-beda tergantung cabang BRI yang bersangkutan. Apabila belum memilik buku tabungan, silahkan datang ke sekolah untuk dibuatkan surat pengantar. Jika mengalami kendala dalam pencairan, silahkan menghubungi Operator Sekolah. Berikut daftar Peserta Didik penerima Program Indonesia Pintar (PIP) SD Negeri Beji Timur 1 Tahun 2025 :

6 Fondasi Pendidikan bantu Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan

Belajar itu adalah hal yang menyenangkan dan tentu saja belajar harus dibuat menyenangkan agar anak menjadi betah dan tidak merasa tertekan ketika belajar. Dalam kebijakan Merdeka Belajar eisode 24, Mendikbudristek menyampaikan, "Pertama yaitu menghilangkan tes calistung saat awal masuk penerimaan di Sekolah Dasar (SD), yang kedua adalah sekolah melakukan masa transisi untuk mengenal lingkungan sekolah agar anak dapat mudah beradaptasi, perkenalan tersebut tidak hanya dilakukan oleh anak saja, namun orang tua anak pun, sehingga orang tua mengerti bagaimana lingkungan sekolah tersebut."

Di SDN Beji Timur 1 sendiri sudah lama tidak menerapkan tes calistung dalam hal penerimaan peserta didik baru, walaupun kami menemui orang tua yang memohon-mohon agar anaknya diterima dengan menonjolkan kemampuan baca tulis dan hitung yang sudah dimiliki oleh anaknya.

Hal ini merupakan miskonsepsi yang sering terjadi di masyarakat dan juga mungkin masih ada di beberapa sekolah, dimana calistung dijadikan tolak ukur dan syarat utama untuk menentukan diterima atau tidak sebagai peserta didik baru.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Iwan Syahril dalam laporannya menyampaikan tentang agenda peluncuran Merdeka Belajar Episode 24 bahwa miskonsepsi yang telah lama berakar di masyarakat mengkibatkan proses pembelajaran pada anak cenderung berfokus pada pembinaan calistung.

Padahal ada hal yang jauh lebih penting yang perlu dibangun satuan pendidikan, hal inilah yang disebut enam fondasi pendidikan. Mendikbudristek mengatakan enam kemampuan fondasi tersebut terdiri dari:

  1. Mengenal nilai agama dan budi pekerti;
  2. Keterampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi;
  3. Kematangan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar;
  4. Kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar;
  5. Pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri untuk berpartisipasi di lingkungan belajar secara mandiri;
  6. Pemaknaan belajar adalah suatu hal yang menyenangkan dan positif.
Proses keenam fondasi ini perlu dikuasai oleh anak dan diajarkan oleh satuan pendidikan serta dibangun secara berkelanjutan mulai dari PAUD hingga SD agar anak tidak memiliki persepsi bahwa sekolah hanyalah belajar mengenai calistung. [BayuS]

Komentar